Ketika Subang Dipimpin “Anak Mami”: Kepemimpinan atau Titipan?

0
11

Subang – Apa kabar, Pak Bupati Subang? Sebuah pertanyaan sederhana, namun mengandung harapan dan kekhawatiran yang mendalam untuk Reynaldy Putra Andita Br., sosok muda yang kini memimpin Kabupaten Subang. Di tengah ekspektasi munculnya pemimpin bersih dan progresif, sejumlah tanda tanya besar justru mengemuka.

Bayang-Bayang Masa Lalu: Birokrasi dalam Ancaman

Sorotan tajam tertuju pada kedekatan Bupati dengan mantan pemimpin daerah yang pernah terjerat kasus korupsi. Munculnya sosok tersebut dalam berbagai acara pemerintahan menimbulkan kekhawatiran publik. Apakah ini sinyal pembiaran terhadap praktik lama yang menciderai integritas birokrasi? Kehadiran figur bermasalah dalam lingkar kekuasaan bukan sekadar persoalan simbolik, tetapi pesan keliru bagi masyarakat: bahwa kedekatan bisa menghapus dosa masa lalu.

Bupati atau Anak Mami?

 

Rumor mengenai kuatnya pengaruh sang ibu dalam roda pemerintahan tak bisa dipandang remeh. Nama besar beliau di Subang memang tidak terbantahkan. Namun ketika dominasi itu justru melemahkan independensi kepala daerah, maka istilah “anak mami” berubah dari guyonan menjadi kritik serius. Publik berharap keputusan strategis lahir dari rapat resmi pemerintahan, bukan dari meja makan keluarga.

Lembaga Adat, Seminar Internasional, dan Arogansi Kuasa

Kekecewaan publik memuncak ketika Bupati Subang mangkir dari sebuah seminar internasional yang digagas lembaga adat setempat demi membuka peluang investasi. Ironisnya, kabar menyebut sang ibu justru mencampuri urusan tersebut dan menyebut lembaga adat sebagai “ormas tak tahu malu.” Pernyataan yang dinilai melecehkan kearifan lokal dan mencederai semangat kolaborasi masyarakat membangun daerahnya sendiri.

Pemimpin seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan pengecamnya. Memberi apresiasi, bukan intimidasi. Mendorong inisiatif warga, bukan menghambatnya. Ketika pemimpin berubah menjadi penghalang, maka ia telah kehilangan esensi dari kepemimpinan itu sendiri.

Catatan Akhir: Berdirilah Tegak, Kang Bupati

Kang Bupati, kursi yang Anda duduki bukanlah hadiah keluarga, melainkan amanah rakyat. Jangan biarkan bayang-bayang masa lalu dan pengaruh personal mengaburkan tanggung jawab Anda. Berdirilah di atas kaki sendiri, dan buktikan bahwa Subang tidak salah memilih Anda.

Rakyat Subang menanti pemimpin sejati, bukan sekadar “anak mami”.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini