Karawang | Suarapurwasuka.Com | Kabupaten Karawang kini genap berusia 392 tahun. Usia yang panjang, mendekati empat abad. Jika usia manusia, mungkin sudah renta, bahkan bisa jadi mudah lupa. Tapi ini tentang sebuah kabupaten—tentang Karawang—yang mestinya semakin matang, semakin bijak, dan semakin adil dalam mengelola kekayaannya.
Dulu Karawang dikenal sebagai Lumbung Padi Nasional, sumber pangan yang menghidupi jutaan orang. Kini julukan itu perlahan bergeser. Karawang menjelma menjadi Lumbung Industri, dengan ribuan pabrik berdiri kokoh. Industri ini memang menjadi penopang ekonomi daerah,dan bahkan Pusat. tapi ironisnya, manfaatnya tak sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat asli Karawang. Banyak yang justru hanya menjadi penonton di tanah kelahirannya sendiri.
Pembangunan memang berjalan. Pusat perbelanjaan mewah tumbuh di berbagai sudut kota. Tapi siapa yang benar-benar bisa menikmatinya? Sebagian besar masyarakat lebih memilih menahan diri. Faktor ekonomi jadi alasan utama. Kesenjangan sosial pun tampak semakin jelas—kontras, menyolok, dan sulit dipungkiri.
Di usia ke-392 ini, Karawang seharusnya tidak hanya membanggakan industrialisasi dan pusat belanja modern. Yang jauh lebih penting adalah pemerataan pembangunan—perekonomian yang inklusif, infrastruktur yang adil hingga pelosok desa, dan pengelolaan sumber daya yang berpihak pada masyarakatnya sendiri.
Selamat ulang tahun ke-392 Kabupaten Karawang. Semoga usia tua ini tidak membuat para pemimpin lupa pada janji-janji mereka. Sebab sejarah tidak hanya mencatat kejayaan, tapi juga akan mengingat siapa yang abai terhadap kesejahteraan rakyatnya.
Penulis : M. Rifa’i