Bekasi–Karawang, Jawa Barat — Malam Rabu (20/8/2025) berubah mencekam ketika gempa utama mengguncang pukul 19.54 WIB. Getaran dirasakan luas di Bekasi, Karawang, bahkan menjalar hingga Jakarta–Depok–Tangerang–Bandung. Sejak itu, wilayah padat permukiman di koridor industri ini dihantam belasan gempa susulan hingga Kamis (21/8/2025) pagi.
“Jumlah susulan sebanyak 13. Magnitudo terbesar M 3,9 dan terkecil M 1,7,” tegas Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Kamis (21/8/2025).
Data Resmi BMKG: Parameter Gempa yang Dimutakhirkan
Magnitudo (update): M 4,7 (dari awal rilis M 4,9)
Waktu: Rabu, 20 Agustus 2025 pukul 19:54:55 WIB
Lokasi episenter: 6,52 LS – 107,25 BT (sekitar 19 km tenggara Kabupaten Bekasi)
Kedalaman: 10 km (dangkal)
Jenis/mekanisme: Sesar naik West Java back-arc thrust (busur belakang Jawa Barat)
Dirasakan: Bekasi III–IV MMI, Depok & Purwakarta III MMI, Jakarta–Bandung–Tangsel II–III MMI, sejumlah kota Banten II MMI
Potensi tsunami: Tidak (gempa darat dangkal)
Sumber: Siaran Pers BMKG.
Rentetan 13 Susulan: Dari Malam ke Pagi
Monitoring hingga Kamis pagi mencatat 13 gempa susulan, dengan rentang sejak sekitar 20.16 WIB (20/8) sampai 07.46 WIB (21/8). Terbesar M 3,9 dan terkecil M 1,7. Pola ini khas aktivitas pasca-gempa dangkal di daratan—awal yang rapat, lalu berangsur mereda.
Mengapa Getarannya Terasa “Kuat” Meski “Hanya” M4,7?
Kedalaman dangkal (±10 km) membuat energi guncangan cepat sampai ke permukaan.
Dekat pusat permukiman Bekasi–Karawang dengan endapan aluvial yang cenderung memperkuat guncangan lokal (site effect).
Sifat sesar naik (thrust) pada back-arc thrust Jawa Barat cenderung menghasilkan percepatan tanah yang terasa tajam di sekitar sumber.
Di Balik Sumber Guncangan: Segmen Citarum/Back-Arc Thrust
BMKG mengindikasikan gempa dipicu sumber sesar naik busur belakang Jawa Barat; pakar BMKG juga menduga keterkaitan dengan aktivitas Segmen Citarum, bagian dari sistem West Java back-arc thrust di sekitar Bekasi–Karawang–Purwakarta. (Catatan: wilayah ini berdekatan dengan jalur Sesar Baribis–Citarum yang kerap dibahas dalam studi terakhir).
Dampak Awal: Warga Panik, Transportasi Sempat Terganggu
Intensitas: laporan MMI III–IV di Bekasi; II–III di Jakarta–Bandung–Tangsel; II–III di koridor Cikarang–Bekasi Timur.
Transportasi: KRL di beberapa lintasan sempat tertahan; KCIC Whoosh mengaktifkan protokol keselamatan, lalu kembali normal (62 perjalanan) hari ini.
Kerusakan: BNPB melaporkan 26 rumah rusak lintas 5 kecamatan / 9 desa sebagai temuan awal. (Angka dapat diperbarui sesuai asesmen lanjutan).
Imbauan Resmi
BMKG menekankan masyarakat tetap tenang, menjauhi bangunan retak/rapuh, dan mengikuti info resmi dari kanal BMKG (web, aplikasi “Info BMKG”, dan akun terverifikasi).
(Red)
Komentar Pembaca